Alhamdulilah, tiada kata yang patut diucapkan selain rasa syukur kehadirat Ilahi Robbi...atas limapahan nikmat dan karunianya, yang senantiasa memberikan yang terbaik dalam segala kondisi kehidupan untuk hamba-hamba-Nya, mudah-mudahan kita terus dapat mensyukuri nikmat-Nya dengan setiap detak jantung kita, dengan setiap nafas kita ..mudah-mudahan kita termasuk hamba-hamba yang bersyukur..
Waktu demi waktu telah berlalu, liku-liku rintangan kehidupan telah kita lalui, menjadikan kita semakin dewasa, dewasa dalam segala hal. Semakin dewasa seseorang tentunya semakin arif dan bijaksana dalam bertindak dan berprilaku , semakin dewasa semakin dia banyak berfikir, dan semakin matang dalam mengambil berbagai keputusan penting. semakin banyak helaian rambut berwarna putih yang menghiasi kepala kita , walau tidak banyak tetapi cukup untuk mengatakan " ...ehhhmm ternyata kita sudah cukup tua..", tua bukan berarti kita berhenti untuk beraktifitas, bukan lantas kita merasa sudah cukup kita berbuat untuk kebaikan , tetapi yakinlah semakin kita merasa tua, semakin kita harus memaksimalkan potensi yang ada pada diri kita, semakin kita torehkan kinerja terbaik kita, hingga akhirnya kita mencapai kejayaan , kejayaan pribadi , kejayaan bukan hanya di penuhi oleh kenikmatan kehidupan dunia yang melimpah ruah, tapi kejayaan yang lebih dari sekadar itu, melaikan kejayaan yang memenuhi tingkat kepuasan yang tinggi dalam diri kita, puas apabila kita bisa berbuat sesuatu untuk orang lain, puas apabila kita telah melakukan yang terbaik, walo kadang hasilnya bukan yang terbaik. tetapi yakinlah bahwa kita telah melakukan proses untuk lebih baik dalam berusaha, ingatlah ..bahwa penilain itu bukan hasil , tapi proses...karena dengan proses itulah seberapa kemampuan kita akan diukur, kemampuan kita menjalani, menjalani dengan komitmen(istiqomah) yang tinggi, atau hanya sekadar saja.
Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar dapat saling mengenal. akhir-akhir ini , dengan alasan berbagai kesibukan, kita lupa untuk melakukan tugas umat manusia. yaitu silaturahmi. Silaturahmi, secara umum, terbagi ke dalam dua makna, yaitu silaturahmi dalam arti khusus dan silaturahmi dalam arti umum. “Rahim” yang pertama dipakai dalam arti kaum kerabat, atau yang memiliki hubungan keluarga dan kekeluargaan-baik itu yang berhak mendapatkan warisan ataupun tidak; baik itu termasuk mahram atau bukan. Karena itu, kata rahiim di sini dapat diartikan sebagai kerabat, atau keluarga.
Yang kedua adalah silaturahmi dalam arti hubungan dengan saudara seiman. Bentuknya dapat dijalin melalui kasih sayang, saling menasihati dalam takwa dan kesabaran, tolong menolong di atas jalan ketakwaan (QS. Al-Ashr: 1-3). Oleh karena manusia sebagai makhluk Tuhan, sudah menjadi sunatullah bila dalam kehidupannya saling membutuhkan satu sama lain. lawannya adalah sikap tidak peduli , masa bodo, ...sikap inilah yang memicu hilanggnya semangat persatuan, hilangnya rasa kemanusiaan kita. Dengan demikian apapun yang kita kerjakan berpengaruh terhadap nurani kita.
Oleh karena itu, marilah kita pupuk semangat silaturahmi ini dengan penuh suka cita, dengan penghargaan yang tinggi, demi tercipatanya kehidupan yang harmonis, tentram dan damai. Saling tolong -menolong, saling harga-menghargai, hormat menghormati, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan yang baik dan luhur menuju hidup yang lebih berarti, bermanfaat dan bermartabat.
Refleksi reuni prodip I anggaran lulusan tahun 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar